Pulihkan Luka Bakar dengan TOHB

Suatu ketika Ny. D (38 tahun) sedang memasak di dapur. Ketka ia mengangkat panci berisi air panas ia terpeleset dan segera melemparkan panci tersebut, sayangnya refleks yang terjadi masih kurang cepat karena air panas mendidih tersebut masih mengenai lengan kanan atas dan paha kanan atasnya. Dalam kondisi menahan nyeri dan perih yang dirasa, kulit di lengan dan kakinya seperti mengelupas, oleh dokter ny. D didiagnosa dengan Luka Bakar Derajat Dua, seluas 27%.

 

Apa Itu Luka Bakar

Sahabat Hiperbarik, cerita diatas bukan jarang kita dengarkan. Seringkali kita mendengar, melihat, bahkan mungkin mengalami sendiri peristiwa tersebut. Luka bakar sendiri diartikan (definisi WHO) sebagai adanya luka pada kulit ataupun jaringan organik lainnya yang penyebab utamanya adalah panas, atau juga karena radiasi, radioaktif, listrik, friksi / gesekan, ataupun kontak dengan zat kimia tertentu.

WHO sendiri memasukkan kematian yang disebabkan karena api ke dalam kategori 15 besar penyebab kematian utama manusia. Rentang usia yang terbanyak ada di antara 5 – 29 tahun. Yang tragis dari kasus luka bakar adalah peristiwanya dapat dicegah.

Derajat Luka Bakar

Secara sederhana ada 3 derajat untuk menilai luka bakar:

Apa yang Harus Anda Lakukan
Berikut ini adalah tindakan yang BOLEH anda lakukan dan yang TIDAK BOLEH anda lakukan:
DO’s:

  • Hentikan proses “bakar” –nya dengan melepaskan pakaian yang dikenakan penderita dan lakukanlah irigasi dengan mengaliri air dingin ke area luka.
  • Padamkan api dengan menggulingkan penderita di lantai, atau kenakan selimut, atau juga dengan air ataupun alat pemadam api ringan.
  • Aliri area luka dengan air dingin mengalir untuk menurunkan suhu area yang terbakar.
  • Bila penyebabnya adalah bahan kimia, singkirkan atau larutkan bahan kimia yang mengenai tubuh penderita dengan mengguyurnya dengan jumlah air yang banyak.
  • Balut tubuh penderita dengan kain bersih atau seprai dan segera kirimkan ke fasilitas kesehatan terdekat untuk ditangani lebih lanjut.

DON’Ts:

  • Jangan mencoba untuk menolong sebelum anda yakin aman (matikan aliran listrik, gunakan sarung tangan, dll).
  • Jangan oleskan odol, minyak, atau kapas pada area luka. Intinya jangan oleskan apapun terutama bila anda tidak mengerti.
  • Jangan tempelkan es pada luka, karena dapat memperberat luka bakar.
  • Hindari proses pendinginan terlalu lama saat dialiri air dingin karena dapat menyebabkan hipotermia.
  • Jangan pecahkan gelembung di area luka tanpa pemberian salep antibiotika.
  • Jangan berikan apapun pada luka untuk menghindari kemungkinan terjadinya infeksi.
  • Jangan berikan obat-obatan oles apapun sebelum ditangani oleh tenaga kesehatan yang ahli.

Tindakan Medis (oleh tenaga kesehatan)

Saat pasien tiba di fasilitas kesehatan maka luka bakar akan dievaluasi luas dan derajatnya, setelah ditentukan maka terapi barulah diputuskan kemudian. Pasien luka bakar dapat dibagi dua yaitu pasien rawat jalan dan rawat inap. Bagi pasien dengan luka bakar yang dapat ditangani secara rawat jalan maka komponen yang biasanya diperhatikan oleh tenaga kesehatan adalah edukasi kepada pasien dan keluarganya, pembersihan luka, pemilihan obat    dan kasa, pengendalian nyeri, instruksi kontrol, dan follow up jangka panjang. Sedangkan bagi pasien luka bakar yang diharuskan rawat inap karena luas lukanya maka akan lebih rumit rencana terapinya karena melibatkan (1) evaluasi dini dan resusitasinya, (2) operasi pembersihan luka dan proses menutup lukanya, (3) rencana penutupan luka secara permanen, (4) rehabilitasi dan rekonstruksi luka.

Peran TOHB pada Kasus Luka Bakar

Fase akhir dari perawatan luka bakar adalah rehabilitasi dan rekonstruksi luka, bidang ini bahkan sudah menjadi program spesialisasi tersendiri. TOHB sendiri merupakan terapi pemberian oksigen murni dalam suatu ruangan bertekanan tinggi (>1ATM), ia dapat diberikan pada proses rehabilitasi dan rekonstruksi luka, dengan kata lain ia dapat beriringan dengan konsumsi obat-obatan juga tentu dapat sejalan dengan proses perawatan luka. Keuntungan dari TOHB adalah adanya kondisi bertekanan yang dapat meningkatkan kelarutan oksigen dalam darah juga jaringan, dengan demikian terapi ini akan sangat menguntungkan jaringan yang asupan oksigennya terganggu akibat rusaknya jaringan seperti pada kasus luka bakar. Dengan menjalani terapi sebanyak 10 sesi atau lebih secara berkesinambungan setiap hari) maka proses perbaikan jaringanpun dipercepat (lihat foto ny. D).

Luka bakar sebelum dan setelah terapi oksigen hiperbarik

Kadar oksigen yang berlimpah juga akan meningkatkan produksi kolagen yang mana amat diperlukan dalam proses penyembuhan luka, sehingga kemungkinan terbentuknya jaringan parut diperkecil. Penyerapan dari obat-obatan yang dikonsumsi pasien pun dapat terserap dengan lebih baik dikarenakan proses metabolisme tubuh juga yang turut meningkat.

Luka bakar dapat dicegah, demikian pula dengan proses penyembuhannya yang ditujukan untuk mencegah kerusakkan lanjutan. Disertakannya TOHB dapat menjadi pendukung terbaik dalam strategi penyembuhan luka bakar karena yang diperlukan proses penyembuhan luka adalah perawatan terencana juga bahan makanan utama, yaitu oksigen.

Pastikan untuk meminta dokter Anda merujuk ke klinik hiperbarik, jika itu bisa menjadi solusi yang tepat untuk Anda. Terapi oksigen hiperbarik, memberi harapan hidup, meningkatkan kualitas kesehatan Anda.

Sumber:
1.http://www.who.int/violence_injury_prevention/other_injury/burns/en/
2.http://emedicine.medscape.com/article/435402-overview