Neuroapati Otonom Diabetik
Efikasi Theraphy Oksigen Hiperbarik Untuk Neuropati Otonom Diabetik
Neuropati Diabetik Otonom merupakan salah satu komplikasi dari penyakit Diabetes mellitus. Neuropati otonom dapat terjadi pada DM tipe 1 dan 2 dengan kontrol gula darah yang buruk. Karena menyerang saraf otonom maka dapat mengenai saraf simpatis dan parasimpatis. Manifestasinya tergantung dari organ yang disarafi. Salurang kemih dan genitalia, misalnya, dapat terjadi disfungsi ereksi atau neurogenic bladder (sistopati diabetik). Pada mata dapat terjadi gangguan motorik pupil atau pupil Argyll-Robertson. Lain lagi pada saluran cerna, terjadi dismotilitas esofagus, diare, atau konstipasi.
Dari semua organ yang dapat mengalami neuropati diabetik otonom, yang paling mendapat perhatian utama adalah organ jantung (cardiovascular autonomic neuropathy). Neuropati kardiovaskular terjadi akibat kerusakan saraf vagal dan simpatik. Gejala klinik dapat berupa hipotensi ortostatik, resting tachycardia, silent miocardial ischemia, intoleransi aktivitas fisik, sinus takikardia persisten, tiadanya variasi frekuensi jantung selama aktivitas, dan bradikardia.
Jumlah pasien DM yang mengalami neuropati tidak didapatkan angka pasti. Studi Rochester menemukan hanya 13% pasien DM saja yang mempunyai keluhan tetapi ketika dilakukan pemeriksaan klinis, lebih dari setengahnya sudah neuropati. Sementara itu, studi lain melaporkan kelainan kecepatan hantar saraf sudah didapati pada 15,2% pasien DM baru, sementara tanda klinis neuropati hanya dijumpai pada 2,3%. Hal itu menandakan bahwa neuropati sebenarnya sudah terjadi tanpa disadari oleh pasien Pada pasien DM tipe 1, ketidakseimbangan otonom dapat mengakibatkan panjangnya interval QT pada EKG. Tanda itu menjadi predisposisi terjadinya aritmia jantung dan sudden death.
Yang perlu diwaspadai, seringkali persepsi nyeri pada iskemia akibat neuropati kardiovaskular berkurang atau tidak khas menyebabkan keterlambatan penanganan. Penggunaan terapi oksigen hiperbarik pada pasien neuropati sangat bermanfaat untuk memperbaiki kerusakan struktur syaraf yang diduga terjadi akibat peningkatan glukosa intraselular dalam saraf.
Terapi oksigen hiperbarik (HBOT) membawa oksigen masuk ke dalam jaringan, mengurangi kematian sel dan gejala nyeri. Oksigen hiperbarik juga merangsang pertumbuhan pembuluh darah baru, memungkinkan tubuh untuk meningkatkan oksigen efektif dan pengiriman nutrisi, sehingga mampu membangkitkan/memperbaiki jaringan syaraf yang rusak. Dengan terapi HBOT, selain darah, cairan tubuh semua termasuk getah bening dan cairan serebrospinal yang diresapi dengan manfaat penyembuhan dari molekul oksigen. Hal ini dapat mencapai tulang dan jaringan yang dapat diakses untuk sel darah merah, meningkatkan fungsi sel darah putih, dan mempromosikan pembentukan pembuluh darah kapiler baru dan perifer. Hasil pengobatan hiperbarik dalam pengendalian infeksi meningkat dan penyembuhan lebih cepat dari berbagai kondisi.
Kontrol ketat gula darah menjadi prioritas utama dalam upaya pencegahan terjadinya neuropati pada pasien DM. Hal itu didukung pula oleh Diabetes Control Complications Trial (DCCT) yang memaparkan, kontrol ketat gula darah dapat menurunkan risiko terkena neuropati sebesar 60%. Pastikan untuk meminta dokter Anda merujuk ke klinik hiperbarik, jika itu bisa menjadi solusi yang tepat untuk Anda. Info lebih lanjut di www.hmshyperbaric.com atau email ke cs@hmshyperbaric.com