Tuli Mendadak

Peran Terapi Hiperbarik Oksigen pada Tuli Mendadak/Sudden Deafness

Tuli mendadak merupakan tuli secara tiba- tiba bersifat sensorineural (terjadi kerusakan sel-sel sensorik dan / atau serat saraf di telinga bagian dalam) dengan penyebab yang belum diketahui dan penurunan pendengaran 30 db atau lebih, terjadi paling sedikit tiga frekuensi audimetri yang berlangsung kurang dari tiga hari.Angka kejadian tuli mendadak diperkirakan 5-20 orang per 100 000 penduduk, dengan 400 kasus baru setiap tahunnya di Amerika serikat. Terdapat 127 kasus tuli mendadak di poli audiologi THT-KL RSUD Dr.Soetomo periode tahun 2005 sampai dengan 2009. Tuli mendadak mendapat terapi HBO sebesar 179 kasus pada periode tahun 2005 sampai dengan 2009 di Lakesla Dinas Kesehatan Angkatan Laut Surabaya.

Terapi hiperbarik merupakan salah satu modalitas terapi yang digunakan untuk penanganan kasus tuli mendadak. Hal ini diperkuat pada konferensi European Consensus on Hyperbaric Medicine yang ke tujuh di Lille tahun 2004, meskipun demikian masih dibutuhkan adanya penelitian lebih lanjut.

Penyebab Tuli Mendadak

Kehilangan pendengaran pada tuli mendadak selalu dihubungkan dengan kerusakan koklea namun hanya 20 % kasus penyebab utamanya diketahui sedang 80% kasus lainya penyebab utamanya tidak diketahui.

Terdapat empat teori utama yang menyebabkan terjadinya tuli mendadak yaitu kelainan vaskular, virus, ruptur tingkap bundar dan gangguan autoimun.

Kelainan vaskular merupakan penyebab utama yang banyak dianut. Terdapatnya trombosis atau emboli pada arteri labirintin dapat mengakibatkan ketulian telinga dalam. Pada kasus dengan kekentalan sel darah merah dan lambatnya aliran darah dapat juga menyebabkan berkurangnya tekanan parsial oksigen pada telinga dalam, mengakibatkan sel sensori tidak berfungsi namun demikian kematian sel tidak akan terjadi sampai pada tekanan parsial oksigen berada pada titik kritis.

Berbagai macam infeksi virus (mumps, virus sitomegal, rubeola, varisela) dapat menyebabkan tuli mendadak. Viremia menyebabkan gangguan sirkulasi dan mengakibatkan edema pada intima pembuluh darah telinga dalam. Beberapa peneliti juga menghubungkan kejadian tuli mendadak dengan adanya virus aktif pada infeksi saluran napas atas.

Ruptur tingkap bundar, membran intrakoklea merupakan membran tipis yang memisahkan telinga dalam dan telinga tengah serta memisahkan ruangan endolimfe dan perilimfe koklea. Robeknya membran intrakoklea secara mendadak telah diyakini sebagai penyebab tuli mendadak. Hal ini diduga karena perubahan tekanan intra labirin yang mendadak akibat aktivitas fisik, manuver valsava, meniup hidung dan sebagainya.

Gangguan autoimun, inflamasi koklea juga dapat diakibatkan oleh autoimun sekunder seperti sindrom Cogan, Lupus, dan lain lain. Walaupun masih menjadi perdebatan mengenai hal ini namun diyakini gangguan autoimun mengakibatkan berkurangnya penghantaran oksigen ke organ Corti.

Terapi Hiperbarik Oksigen

Terapi hiperbarik oksigen pertama kali digunakan untuk menangani tuli mendadak pada akhir tahun 1960 oleh pekerja Perancis dan Jerman. Hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa kehilangan pendengaran pada tuli mendadak karena adanya hipoksia pada koklea dan terapi hiperbarik oksigen dapat mengembalikan kekurangan oksigen tersebut.

Beberapa penelitian tentang kasus tuli mendadak yang mendapat terapi HBO membuktikan adanya peningkatan oksigenasi perilimfe, namun masih harus pembuktian lebih lanjut dengan penelitian lain, begitupula inhalasi karbogen (95% oksigen + 5% karbondioksida), vasoaktif (pentoksifilin, dekstran, ginkobiloba,) memperlihatkan hasil yang baik pada penanganan tuli mendadak.

Mekanisme Hiperbarik Oksigen pada Tuli Mendadak

Aktifitas koklea tergantung dari suplai energi yang dibentuk oleh metabolisme oksigen. Stria vaskularis dan organ Corti dengan aktifitas metabolisme yang tinggi membutuhkan konsumsi oksigen yang sangat besar.

Berdasarkan penelitian, tekanan oksigen pada perilimfe menurun secara signifikan pada pasien dengan tuli mendadak. Tindak lanjut dari keadaan ini adalah rusaknya neuroepitelium sensori karena adanya anoksia sehingga suplai oksigen merupakan kunci utama terjadinya disfungsi pada telinga dalam.

Rasionalitas terapi tuli mendadak tidak hanya didasarkan pada pengaruh HBO secara umum seperti peningkatan kelarutan oksigen dalam jumlah besar, mengurangi edema, memperbaiki aliran darah dan sel darah tetapi juga karena efek lokal dari terapi ini.
Koklea sangat dipengaruhi oleh dua mekanisme metabolisme yaitu oksidatif aerobik pada stria vaskularis dan glikolitik anaerobik pada organ Corti. HBO mempunyai dua efek yaitu membangkitkan kembali metabolisme oksidatif pada stria vaskularis serta melindungi sel neurosensori yang telah menjadi lambat sedang HBO dapat memulihkan energi metabolisme secara fisiologi.

Untuk oksigenasi telinga dalam, HBO berperan meningkatkan potensial transmembran dan sintesis adenosine triphosphate (ATP) serta aktifitas metabolisme sel dan pompa natrium kalium yang mengakibatkan terjadinya keseimbangan ion dan fungsi elektrofisiologi pada labirin.

Oksigen arteri mengalami difusi dari kapiler ke dalam cairan telinga dalam dan meningkatkan saturasi parsial oksigen yang mempengaruhi tekanan oksigen telinga dalam. Selama terapi HBO tekanan parsial oksigen yang tinggi menghidupkan kembali daerah yang mengalami hipoksia pada koklea .

Keuntungan HBO pada tuli mendadak adalah peningkatan distribusi oksigen yang terlarut dalam sirkulasi darah. Peningkatan oksigen pada perilimf dan endolimf membantu pemulihan fungsi telinga dalam, HBO juga meningkatkan suplai darah dan berkontribusi pada peningkatan mikrosirkulasi, menurunkan hematokrit dan viskositas darah serta meningkatkan elastisitas sel darah merah.

Walaupun mayoritas peneliti melaporkan perkembangan yang baik pada penggunaan HBO untuk penanganan tuli mendadak namun masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut berupa randomisasi dan studi prospektif dalam jumlah yang banyak.

Gangguan pendengaran yang menetap dapat mempengaruhi psikososial seseorang dan seorang dokter harus berbuat maksimal untuk mengatasi hal ini. Terapi HBO dapat menjadi pilihan utama bila penanganan secara konvensional tidak berhasil didasarkan pada penelitian- penelitian yang sudah ada sambil menunggu klarifikasi data mengenai terapi ini.